BAB I
PENDAHULUAN
Di zaman sekarang orang sudah tidak perlu repot untuk berkomunikasi. Cukup dengan duduk di depan komputer seseorang sudah dapat berkomunikasi dengan siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Apalagi sekarang sudah zamannya era internet yang dapat mengakses apa saja yang kita inginkan. Internet merupakan jaringan global komputer dunia, besar dan sangat luas sekali dimana setiap komputer saling terhubung satu sama lainnya dari negara ke negara lainnya di seluruh dunia dan berisi berbagai macam informasi, mulai dari text, gambar, audio, video, dan lainnya. Internet itu sendiri berasal dari kata Interconnection Networking, yang berarti hubungan dari banyak jaringan komputer dengan berbagai tipe dan jenis, dengan menggunakan tipe komunikasi seperti telepon, salelit, dan lainnya.
Dalam mengatur integrasi dan komunikasi jaringan komputer ini menggunakan protokol yaitu TCP/IP. TCP (Transmission Control Protocol) bertugas untuk memastikan bahwa semua hubungan bekerja dengan benar, sedangkan IP (Internet Protocol) yang mentransmisikan data dari satu komputer ke komputer lain. TPC/IP secara umum berfungsi memilih rute terbaik transmisi data, memilih rute alternatif jika suatu rute tidak dapat di gunakan, mengatur dan mengirimkan paket-paket pengiriman data.
Untuk dapat ikut serta menggunakan fasilitas Internet, Anda harus berlangganan ke salah satu ISP (Internet Service Provider) yang ada dan melayani daerah Anda. ISP ini biasanya disebut penyelenggara jasa internet. Anda bisa menggunakan fasilitas dari Telkom seperti Telkomnet Instan, speedy dan juga layanan ISP lain seperti first media, netzip dan sebagainya.
Internet memberikan banyak sekali manfaat, ada yang bisa memberikan manfaat baik dan buruk. Baik bila digunakan untuk pembelajaran informasi dan buruk bila digunakan untuk hal yang berbau pornografi, informasi kekerasan, dan lain-lainnya yang negatif.
Internet ini memungkinkan pengguna komputer di seluruh dunia untuk saling berkomunikasi dan berbagi informasi dengan cara saling mengirimkan email, menghubungkan komputer satu ke ke komputer yang lain, mengirim dan menerima file dalam bentuk text, audio, video, membahas topik tertentu pada newsgroup, website social networking dan lain-lain.
Dalam makalah ini akan dijelaskan bagaimana internet sebagai media komunikasi antar manusia, dengan Computer Mediated Communication (CMC) setiap orang berkomunikasi dengan orang lain tanpa perlu bertatap muka langsung, serta internet termasuk jenis CMC yang bagaimana serta karakteristiknya dan kaitannya dengan teori-teori CMC semua itu akan dijelaskan secara jelas dalam makalah ini.
Rumusan Masalah
1. bagaimana sejarah internet terjadi ?
2. Apa yang dimaksud dengan Computer Mediated Communication?
3. Mengapa internet disebut sebagai salah satu bentuk CMC?
4. bagaimana internet dengan teorinya atau perspektif Joseph Walther?
5. Apakah internet membentuk pola interaksi yang baru atau tidak?
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah internet
Internet berawal dari diciptakannya teknologi jaringan komputer sekitar tahun 1960. Apa sebenarnya jaringan komputer itu ? Jaringan komputer adalah beberapa komputer terhubung satu sama lain dengan memakai kabel dalam satu lokasi, misalnya dalam satu kantor atau gedung. Jaringan komputer ini berfungsi agar pengguna komputer bisa bertukar informasi dan data dengan pengguna komputer lainnya.
Pada awal diciptakannya, jaringan komputer dimanfaatkan oleh angkatan bersenjata Amerika untuk mengembangkan senjata nuklir. Amerika khawatir jika negaranya diserang maka komunikasi menjadi lumpuh. Untuk itulah mereka mencoba komunikasi dan menukar informasi melalui jaringan komputer.
Setelah angkatan bersenjata Amerika, dunia pendidikan pun merasa sangat perlu mempelajari dan mengembangkan jaringan komputer. Salah satunya adalah Universitas of California at Los Angeles (UCLA). Akhirnya tahun 1970 internet banyak digunakan di unversitas-universitas di Amerika dan berkembang pesat sampai saat ini. Agar para pengguna komputer dengan merek dan tipe berlainan dapat saling berhubungan, maka para ahli membuat sebuah protokol (semacam bahasa) yang sama untuk dipakai di internet. Namanya TCP (Transmission Control Protocol, bahasa Indonesianya Protokol Pengendali Transmisi) dan IP (Internet Protocol).
Internet saat ini pada saat ini Tahun 1989, Timothy Berners-Lee, ahli komputer dari Inggris menciptakan World Wide Web yaitu semacam program yang memungkinkan suara, gambar, film, musik ditampilkan dalam internet. Karena penemuan inilah internet menjadi lebih menarik tampilannya dan sangat bervariasi. Dahulu internet hanya dapat digunakan oleh kalangan tertentu dan dengan komponen tertentu saja. Tetapi saat ini orang yang berada dirumah pun bisa terhubung ke internet dengan menggunakan modem dan jaringan telepon. Selain itu, Internet banyak digunakan oleh perusahaan, lembaga pendidikan, lembaga pemerintahan, lembaga militer di seluruh dunia untuk memberikan informasi kepada masyarakat.
COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION
CMC (Komunikasi yang diperantakan oleh komputer) adalah teori penyaring petunjuk, yang menjadi dasar penelitian yang penting, yang dibuat oleh Sara Kiesler dkk.
Cyberspace yang tak berwujud memiliki kelemahan dimana para pengguna tidak dapat menggunakan gerak tubuh, nada suara dan ekspresi raut wajah. Demikian juga, CMCkurang memiliki norma dan standar sosial yuang sama. Ini bisa menyebabkan pengguna menjadi lebih agresif dan impulsif.
Meski demikian, satu hasil positif dari ketidakmampuan CMC untuk memberikan petunjuk sosial-emosi adalah bahwa CMC mendemokrasikan hubungan. Menurut teori penyaring petunjuk, CMC memiliki dampak sosial yang signifikan terhadap hierarki organisasional. Pada interaksi langsung (face to face), ada korelasi yang kuat antara hierarki sosial dan jumlah partisipasi di dalam rapat organisasi, misalnya para manajer berbicara lebih banyak dibandingkan bawahannya.
Secara umum, teori penyaring petunjuk mengasumsikan bahwa karena hanya ada sedikit petunjuk pada CMS berbasis-teks, maka hanya ada lebih sedikit ikatan sosial-emosi yang terbentuk online. Selanjutnya,teori penyaring petunjuk didukung oleh observasi-observasi yang didapatkan dari studi-studi eksperimen yang waktunya dibatasi, bukannya penelitian yang menyeluruh dalam setting alamiah. Untuk memahami interaksi sosial di dalam CMC sepenuhnya, analisis juga harus meliputi penelitian jangka panjang di dalam setting alamiah.
INTERNET SEBAGAI SALAH SATU BENTUK CMC
Penyebaran internet menggerakan perhatian masyarakat kepada efek efek dari sebuah media yang baru. Efek yang bersifat sosial yang timbul dari internet makin banyak ditemui dari waktu ke waktu. Beberapa efek pada masyarakat tersebut adalah :
- Antisocial Behavior
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa permainan di dalam komputer yang memakai kekerasan makin banyak bermunculan dan hal tersebut sangat berbahaya. Kadar bahayanya hampir sama dengan tayangan kekerasan yang sering kita jumpai pada televisi. Bahkan penelitian lain telah menunjukkan bahwa tayangan kekerasan pada video games lebih besar dampaknya dalam memicu perilaku agresif anak dibandingkan dengan dampak yang ditimbulkan oleh tayangan kekerasan pada acara televisi, sinetron misalnya.
Internet juga turut membawa pornografi. Survey yang baru baru ini dilakukan menunjukan bahwa anak berusia 10 hingga 17 tahun telah terkena terpaan yang sebenarnya tidak diinginkan akan materi materi seksual yang terdapat dari internet, dan beberapa diantaranya menjadi terganggu karenanya. Namun fakta yang menyedihkan menunjukkan bahwa mayoritas materi yang tidak diinginkan tersebut datang dari berbagai operator situs situs porno yang menggunakan situs yang sering dibuka oleh anak anak.
Namun ternyata salah satu studi tentang interactive computer pornography menyatakan bahwa ternyata tidak ada hubungannya antara terpaan tersebut dengan perilaku atau tindakan agresif yang terjadi pada seseorang.
-Computer Anxiety
Disebut juga sebagai cyberphobia dan computerphobia, yaitu ketakutan / kecemasan terhadap komputer. Terdapat berbagai penyebab bagi seseorang untuk mengidap phobia dan kecemasan ini. Di beberapa kasus, phobia ini menyebabkan seseorang menderita vertigo, keringat dingin, dan nausea. Seperti takut akan kesalahan atau merusak apabila memencet tombol yang salah, takut gagal dalam mengoperasikan komputer, cemas akan efek sosial komputer seperti misalnya privasi, dan masalah teknis lainnya. Lawan dari cyberphobia adalah internet-selfefficacy, dimana seseorang malah ketagihan menggunakan internet.
Penelitian lainnya lebih berfokus pada penyalahgunaan komputer dibandingkan pada efek yang dihasilkan oleh komputer. Karena pada dasarnya komputer hanyalah sebuah perangkat yang penggunaannya sangat bergantung pada manusia. Kecemasan terhadap kompuetr yang juga dikenla dengan sebutan cyberphobia atau computerphobia merupakan ketakukan atas kelemahan komputer.
Secara mudahnya kecemasan yang berujung pada ketakutan terhadap komputer ini dirasakan oleh mereka yang kurang terlatih dalam menggunakan komputer. Terdapat perasaan perasaan takut salah menekan tombol pada keyboard, takut melakukan hal hal yang nantinya akan merusak privasi orang lain, ketakutan akan kegagalan dalam melakukan sebuah proses di dalam komputer serta perasaan di luar kendali pada saat menggunakan komputer. Ternyata hal tersebut banyak dirasakan oleh orang orang yang menggunakan komputer.
- Addiction
Media komputer mempunyai kualitas berbeda pada tiap gerakan pemakainya. Kadangkala mereka sesuai keinginan kita, ada kalanya tidak. Hasil yang bervariasi itulah yang bisa membuat kita penasaran untuk kembali menggunakannya. Pola yang sama terjadi pada maniak game komputer atau pecandu internet yang menunjukkan perilaku ketagihan. Seperti candu di depan komputer, kurang bersosialisasi, toleransi bekurang, dsb.
Saat ini banyak permainan yang dibuat online, jadi seseorang dapat bermain dan ‘bertarung’ melawan seseorang lainnya melalui dunia maya, yaitu internet.
Kecenderungan candu internet disebabkan oleh kemampuan komputer untuk menunjukkan refleksi diri penggunanya, atau menuangkan pikiran-pikiran sesorang ke dunia maya dan memenuhi kebutuhan tiap orang. Hal ini mencerminkan kemampuan yang diperoleh seseorang untuk menguasai dunia di dalam komputer, untuk berilusi tentang intimasi, untuk mencari jati diri, dan mengekspresikan gaya mereka.
INTERNET BERKAITAN DENGAN TEORINYA ATAU PERSPEKTIF JOSEPH WALTHER
Sudut Pandang Pemprosesan Informasi Sosial
Joseph Walther (1996) menyatakan bahwa sudut pandang CMC yang impersonal harus direvisi, dan dia mengajukan sudut pandang “pemprosesan informasi sosial” sebagai suatu alternatif bagi teori penyaring petunjuk. Bukannya bersandar pada metode eksperimen, dia menganjurkan periode penelitian yang relatif panjang untuk mengungkapkan pola-pola interaksi manusia yang sesungguhnya di dalam CMC. Teori pemprosesan informasi sosial menyatakan bahwa di dalam CMC, si pengirim pesan menggambarkan dirinya sendiri dengan cara yang menguntungkan secara sosial dalam rangka menarik perhatian si penerima pesan dan mengembangkan interaksi masa mendatang. Si penerima pesan, kemudian, cenderung mengidealisasikan citra si pengirim, dan terlalu menghargai petunjuk berbasis-teks yang minimal. Sebagai tambahar, karakter CMC yang asinkronis memberi cukup waktu kepada si pengirim dan si penerima untuk mengedit komunikasi mereka, yang menjadikan interaksi di dalam CMC lebih bisa dikontrol serta mengurangi tekanan pemberian umpan balik yang sesegera di dalam interaksi face-to-face (FTF).
Model Identitas Sosial mengenai Efek-efek De-Individualisasi (model SIDE)
Model SIDE (Social Identity Model of Deindividuation Effect) bertentangan dengan sudut pandang teori penyaring petunjuk bahwa CMC akan membebaskan para individu dari hambatan-hambatan serta norma-norma sosial dan menghancurkan batasan-batasan sosial. Malah, para pendukung SIDE menyatakan bahwa CMC memperkuat batasan-batasan sosial yang sudah ada (Postmes, Spears, & Lea, 1998).
Melalui eksperimentasi, para ahli teori SIDE menemukan perubahan yang menonjol dari identitas individu ke identitas kelompok, di mana para individu mematuhi norma-norma kelompok, yang menjadi kekuatan konservatid di masyarakat.
Model SIDE bisa diterapkan ke kategori sosial yang lebih luas misalnya jenis kelamin,ras, dan kebangsaan. Ketika anonimitas berlanjut dan jenis kelamin ditunjukkan di CMC.
Struktur Adaptif
Ketiga teori yang dijelaskan di atas menganggap bahwa karakteristik CMC menentukan sifat interaksi sosial, yang menciptakan pola tindakan yang homogen bagi semua orang, berdasarkan setting teknologi tertentu. Pengaruh teknologi ini tidak mempertimbangkan konteks penggunaan sosial, budaya, sejarah dan politik. Selanjutnya, diasumsikan bahwa para pengguna CMC adalah penerima yang pasif. Ketiga teori ini terutama dibuat dari observasi-observasi yang didapatkan di dalam eksperimen perilaku yang dilakukan dalam jangka waktu yang singkat.
Struktur adaptif adalah berdasarkan teori struktur Anthony Giddens, yang menyatakan bahwa sistem-sistem sosial (termasuk badan-badan seperti kelompok-kelompok sosial) adalah diproduksi dan direproduksi oleh penggunaan struktur para pelaku sosial secara interaktif, yaitu aturan dan sumberdaya. Struktur-struktur adalah media sekaligus hasil dari tindakan sosial. Teori struktur adaptif menyatakan bahwa CMC terdiri dari dimensi teknologi, dimensi kontekstual, dan interaksi struktur (Poole & DeSanctis, 1990). Pertama, dimensi teknologi diterapkan dengan fitur struktural dan “semangat umum”, yaitu, tujuan dan orientasi awal dari teknologi CMC yang sesuai dengan konteks lokal. Tidak seperti media lainnya seperti televisi, radio dan film, CMC memiliki berbagai macam bentuk untuk tujuan-tujuan lokal, yaitu e-mail, MUD sosial, MUD game, World Wide Web, Group Decision Support System (GDSS), Internet Relay Chat (IRC), dll.
Di dalam sudut pandang ini, dimensi teknologi tidak dapat dipisahkan dari dimensi kontekstual. Fitur-fitur struktur teknologi meliputi saluran komunikasi, struktur temporal (asinkronis atau sinkronis), struktur ruang, tingkat kontrol pengguna, desain interface (visual atau tekstual), dll.
Biasanya, orang-orang menggunakan media lain, misalnya telepon, untuk menutup kelemahan CMC. Selanjutnya, orang-orang menggunakan CMC secara ironis yang tidak sesuai dengan maksud di pembuat sistem. Sebagai contoh, sistem e-mail di organisasi, segera menjadi alat untuk dukungan sosioemosi.
INTERNET MEMBENTUK POLA INTERKSI
Para peneliti berpendapat, ada kegiatan komunikasi melalui Internet yang masih bisa dikatakan sebagai berada pada tataran sosial dari para pelakunya. Ini menunjuk pada konteks bila kita melakukannya pada orang yang telah kita kenal, orang yang sehari-hari menjadi kolega, teman yang sering bertemu, atau pernah kenal. Saya mengatakan ini karena dalam konteks itu komunikasi melalui Internet adalah ekstensi dan/atau komplemen dari komunikasi yang dilakukan secara konvensional (tatap muka). Akan tetapi bukankah melalui Internet seseorang bisa melakukannya dengan orang yang sama sekali tidak kita kenal. Barangkali bagi mereka yang baru menggunakan Internet pernyataan itu akan terdengar sebagai sekedar sebuah kemungkinan saja, yang mungkin akan jarang terjadi karena bukankah kita hanya melakukan kontak dengan orang yang kita kenal? Salah besar. Malah mungkin kita harus mendefinisikan ulang pengertian “kenal” itu sendiri. Pada mailing list atau chat room, misalnya, kita bisa melakukan komunikasi dengan orang-orang yang sama sekali tidak kita kenal, belum pernah kita jumpai, bahkan kita pun tidak tahu mereka ada di mana, pekerjaannya apa, kalau perlu bahkan kita pun bisa tidak tahu mereka itu laki-laki atau perempuan karena mereka menggunakan ID yang uniseks atau avatar yang tidak merujuk ke gender tertentu.
BAB III
PENUTUP
CMC mempunyai bentuk-bentuk lain lagi yang lebih kecil atau spesifik. Untuk itu saya memilih mengatakan bahwa CMC adalah sebuah Bentuk Komunikasi, sedangkan varian di dalamnya, saya sebut modus (dari kata bahasa Inggris, modes). Misalnya saja untuk email, kita bisa menunjuk ada varian point-to-point (dengan sub-varian lagi CC dan BCC), mailing list, distribution list, dan newsgroup. Untuk yang menggunakan browser kita bisa menunjuk adanya online forum, social networking, social bookmarking, social tagging, blogging, file sharing, dan sebagainya. Untuk yang menggunakan platform software tertentu kita bisa menunjuk penggunaan Yahoo Messenger, MSN Messenger, Blackberry Messenger, ….. semua ini berasumsi adanya pemetaan dengan upaya untuk membuat klasifikasi, dan ini jelas amat sangat tidak mudah. Apapun itu, saya mau mengatakan bahwa CMC adalah sebuah Bentuk Komunikasi. Dalam hal ini, akan sangat disayangkan bila mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi tidak memberi introduksi tentang ini, atau melewatkannya begitu saja pada bahasan “Ruang Lingkup Ilmu Komunikasi”, meski sekali lagi, sulit untuk membuat klasifikasi variasi bentuk komunikasi di dalam CMC.
REFERENSI
# McQuail, Denis. (2005). Mcquail's Mass Communication Theory . (2005). Mcquail Teori Komunikasi Massa's. 5th ed. 5 ed. London: SAGE Publications. London: SAGE Publications.
# Thurlow, C., Lengel, L. & Tomic, A. (2004). ^ Thurlow, C., Lengel, L. & Tomic, A. (2004). Computer mediated communication: Social interaction and the internet. Komputer dimediasi komunikasi: Interaksi Sosial dan internet. London: Sage. London: Sage.
# Walther, JB (1996). ^ Walther, JB (1996). Computer-mediated communication: Impersonal, interpersonal, and hyperpersonal interaction. Komputer-dimediasi komunikasi: interaksi impersonal, interpersonal, dan hyperpersonal. Communication Research, 23, 3-43. Komunikasi Penelitian, 23, 3-43.
# Walther, JB, & Burgoon, JK (1992). ^ Walther, JB, & Burgoon, JK (1992). Relational communication in computer-mediated interaction. Relational komunikasi dalam interaksi melalui komputer. Human Communication Research, 19, 50-88. Manusia Komunikasi Penelitian, 19, 50-88.
# Haythornthwaite, C. and Wellman, B. (2002). ^ Haythornthwaite, C. dan Wellman, B. (2002). The Internet in everyday life: An introduction. Internet dalam kehidupan sehari-hari: Sebuah pengantar. In B. Wellman and C. Haythornthwaite (Eds.), The Internet in Everyday Life (pp. 3-41). Dalam B. dan C. Haythornthwaite Wellman (eds.), Internet dalam Kehidupan Sehari-hari (hal. 3-41). Oxford: Blackwell. Oxford: Blackwell.
# Garcia, AC, & Jacobs, JB (1999). ^ Garcia, AC, & Jacobs, JB (1999). The eyes of the beholder: Understanding the turn-taking system in quasi-synchronous computer-mediated communication. Mata yang melihatnya: Memahami sistem turn-mengambil dalam komunikasi komputer-dimediasi kuasi-sinkron. Research on Language & Social Interaction, 32, 337-367. Penelitian Bahasa & Interaksi Sosial,, 32 337-367.
# Herring, S. (1999). ^ Herring, S. (1999). Interactional coherence in CMC. Interaksional koherensi di CMC. Journal of Computer-Mediated Communication, 4(4). http://jcmc.indiana.edu/vol4/issue4/herring.html Journal of Computer-Mediated Komunikasi, 4 (4). http://jcmc.indiana.edu/vol4/issue4/herring.html
# Markman, KM (2006). ^ Markman, KM (2006). Computer-mediated conversation: The organization of talk in chat-based virtual team meetings. Komputer-dimediasi percakapan: Organisasi pembicaraan di chat berbasis pertemuan tim virtual. Dissertation Abstracts International, 67 (12A), 4388. Disertasi Abstracts International, 67 (12A), 4388. (UMI No. 3244348) (UMI No 3.244.348)
# Herring, SC (2004). ^ Herring, SC (2004). Computer-mediated discourse analysis: An approach to researching online behavior. analisis wacana Komputer-dimediasi: Sebuah pendekatan untuk meneliti perilaku online. In: SA Barab, R. Kling, and JH Gray (Eds.), Designing for Virtual Communities in the Service of Learning (pp. 338-376). Dalam: SA Barab, R. Kling, dan Gray JH (ed.), Merancang untuk Masyarakat Virtual dalam Layanan Pembelajaran (hal. 338-376). New York: Cambridge University Press. New York: Cambridge University Press.
# McQuail, Denis. ^ McQuail, Denis. (2005). (2005). Mcquail's Mass Communication Theory. Mcquail's Teori Komunikasi Massa. 5th ed. 5 ed. London: SAGE Publications. London: SAGE Publications.
# Abrams, Z. (2006). ^ Abrams, Z. (2006). From Theory to Practice: Intracultural CMC in the L2 Classroom. Dari Teori ke Praktik: CMC Intracultural di Kelas L2. book chapter, forthcoming in Ducate, Lara & Nike Arnold (Eds.) Calling on CALL: From Theory and Research to New Directions in Foreign Language Teaching. buku bab, akan datang dalam Ducate, Lara & Nike Arnold (eds.) Menyerukan CALL: Dari Teori dan Penelitian untuk Arah Baru dalam Pengajaran Bahasa Asing.
# Warschauer, M. (1998). ^ Warschauer, M. (1998). Electronic literacies: Language, culture and power in online education. Elektronik literacies: Bahasa, budaya dan kekuasaan dalam pendidikan online. Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum Associates. Lawrence Erlbaum Associates Mahwah, NJ:.
# Warschauer, M. (2006). ^ Warschauer, M. (2006). Laptops and literacy: learning in the wireless classroom: Teachers College, Columbia University. Laptop dan keaksaraan: pembelajaran di kelas nirkabel: Teachers College, Columbia University.
Minggu, 13 Juni 2010
Langganan:
Postingan (Atom)